Rahasia Tokyo Sky Tree: Menara Anti-Gempa di Jepang
Tokyo Sky Tree, bangunan yang akan
menjadi menara penyiaran tertinggi di seluruh dunia, mengungkapkan
rahasianya dalam mengatasi gempa bumi di negara yang rentan gempa ini.
Berdiri setinggi 634 meter, Tokyo Sky Tree dirancang oleh Nikken Sekkei, perusahaan arsitektur Jepang yang berpengalaman membangun gedung pencakar langit tahan gempa di Jepang.
Perusahaan ini mengembangkan sistim untuk menambah massa dengan menambahkan berat ke bangunan, sehingga goyangannya dapat dikontrol selama gempa bumi.
Untuk proyek Tokyo Sky Tree, tangga darurat yang terletak di tengah menara, dimanfaatkan sebagai massa tersebut, untuk mengontrol getaran.
Menurut Nikken Sekkei, ini adalah yang pertama di dunia.
[Eizo Toyoda, Manajer Humas, Nikken Sekkei]:
"Penyangga pusat dan kerangka besi disekelilingnya dibuat terpisah, sehingga saat ia bergoyang karena gempa bumi, mereka akan bergoyang secara terpisah. Sistim ini bekerja dengan memanfaatkan goyangan yang berbeda itu, untuk menekan goyangan secara keseluruhan."
Di sepanjang penyangga utama, oil damper atau pegas minyak juga dipasang untuk menyerap getaran. Menurut Eizo, peredam kejut ini dapat mengurangi getaran hingga 50 persen.
[Eizo Toyoda, Manajer Humas, Nikken Sekkei]:
"Di tengahnya ada bagian kosong sekitar satu meter, dari ketinggian 125 meter hingga 375 meter, disini kami memasang enam oil damper. Hal ini untuk mengontrol goyangan sehingga penyangga utama tidak menyenggol bagian dalam menara. Mereka juga berguna untuk menyerap tenaga dari gempa."
Konsep untuk menggunakan massa utama dari Tokyo Sky Tree dipinjam dari kecerdasan tradisional Jepang dalam membangun pagoda lima susun. Pagoda yang bertahan paling lama di Jepang diakui berada di kuil Horyu-ji, Nara, yang dibangun di abad ke tujuh.
Tokyo Sky Tree akan dibuka untuk umum pada bulan Mei 2012 sebagai ikon terbaru dan tempat wisata populer di Tokyo.
Berdiri setinggi 634 meter, Tokyo Sky Tree dirancang oleh Nikken Sekkei, perusahaan arsitektur Jepang yang berpengalaman membangun gedung pencakar langit tahan gempa di Jepang.
Perusahaan ini mengembangkan sistim untuk menambah massa dengan menambahkan berat ke bangunan, sehingga goyangannya dapat dikontrol selama gempa bumi.
Untuk proyek Tokyo Sky Tree, tangga darurat yang terletak di tengah menara, dimanfaatkan sebagai massa tersebut, untuk mengontrol getaran.
Menurut Nikken Sekkei, ini adalah yang pertama di dunia.
[Eizo Toyoda, Manajer Humas, Nikken Sekkei]:
"Penyangga pusat dan kerangka besi disekelilingnya dibuat terpisah, sehingga saat ia bergoyang karena gempa bumi, mereka akan bergoyang secara terpisah. Sistim ini bekerja dengan memanfaatkan goyangan yang berbeda itu, untuk menekan goyangan secara keseluruhan."
Di sepanjang penyangga utama, oil damper atau pegas minyak juga dipasang untuk menyerap getaran. Menurut Eizo, peredam kejut ini dapat mengurangi getaran hingga 50 persen.
[Eizo Toyoda, Manajer Humas, Nikken Sekkei]:
"Di tengahnya ada bagian kosong sekitar satu meter, dari ketinggian 125 meter hingga 375 meter, disini kami memasang enam oil damper. Hal ini untuk mengontrol goyangan sehingga penyangga utama tidak menyenggol bagian dalam menara. Mereka juga berguna untuk menyerap tenaga dari gempa."
Konsep untuk menggunakan massa utama dari Tokyo Sky Tree dipinjam dari kecerdasan tradisional Jepang dalam membangun pagoda lima susun. Pagoda yang bertahan paling lama di Jepang diakui berada di kuil Horyu-ji, Nara, yang dibangun di abad ke tujuh.
Tokyo Sky Tree akan dibuka untuk umum pada bulan Mei 2012 sebagai ikon terbaru dan tempat wisata populer di Tokyo.
Komentar