Mengenal Arsitektur Rumah Tradisional Korea





Korea. Negara yang budayanya akhir-akhir ini tengah booming hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia ini, ternyata mempunyai arsitektur bangunan tradisional yang indah dan unik. Kebanyakan bangunan arsitektur yang dimiliki korea kebanyakan diambil dari pengaruh Budaya Cina, Buddhisme dan Jepang.



Hanok atau rumah tradisional korea biasanya dibuat dari material alam seperti batu-batuan, kayu, beton atau bahkan jerami. Namun rumah yang memakai material jerami kini sudah jarang terlihat di korea.
Yang khas pada atap rumah korea tradisional adalah bentuk ujung-ujung atapnya yang melengkung ke atas menghadap langit. Biasanya pada bangunan kerajaan, digunakan teknik Dancheong untuk mendekorasi bagian atap dan bagian bangunan lainnya. Teknik Daenchong itu sendiri adalah suatu teknik mendekorasi dengan melukis pola-pola yang cukup rumit, untuk membuat bangunan tampak lebih mewah. Warna yang digunakan biasanya merah, hijau, biru, hitam, kuning.





Biasanya pada sebuah hanok, selalu terdapat paviliun yang tak jauh dari rumah utama. Biasanya, paviliun digunakan sebagai tempat untuk menyepi, berelaksasi dan menyalurkan hobi. Oleh karena itu paviliun selalu dibangun di daerah taman. Untuk desain taman sendiri, taman tradisional Korea banyak dipengaruhi oleh konsep taman Cina dan Jepang. Karakteristik tampilan dari taman korea biasanya berupa  taman yang sederhana dan sangat natural, dilengkapi dengan kolam teratai dan batu-batuan.

Bentuk paviliun yang umum dibuat pada rumah tradisional korea biasanya tampak seperti Pagoda atau seperti kuil yang memiliki atap bertumpuk. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh Buddhisme yang kuat di Negara ini seperti halnya di Thailand dan Tiongkok.


 

Ciri lain dari sebuah hanok adalah sistem penghangat ruangannya yang menggunakan ondol. Ondol adalah semacam perapian kecil yang dibuat tepat di bawah lantai kayu dari setiap ruangan untuk menghangatkan lantai. Hal ini diperlukan karena kebanyakan orang korea senang melakukan kegiatannya di lantai, seperti tidur, makan dan duduk-duduk, sehingga perlu adanya penghangat. Oleh karena itu biasanya lantai hanok selalu dibuat dari bahan yang tebal dan tahan terhadap api.
 
 
Namun, walaupun pada mulanya kebanyakan hanok memakai unsur dari Cina dan Buddhisme dengan warna bangunannya yang meriah, hanok modern yang banyak diadaptasi sekarang ini oleh penduduk korea justru adalah jenis hanok yang banyak dipengaruhi budaya Jepang. Memang, mulai tahun 1910-1945, terjadi perubahan trend pada arsitektur bangunan korea karena adanya invasi oleh Jepang. Pada masa ini banyak orang Korea yang enggan menggunakan gaya tradisional Korea dengan atap berwarna-warni meriah. Sehingga muncullah banyak hanok atau rumah-rumah tradisional Korea mirip dengan gaya arsitektur Jepang yang natural dan sederhana. Jika ingin melihat arsitektur hanok bernuansa Jepang, desa Jeonju merupakan tempat yang paling banyak dipadati rumah dengan gaya arsitektur ini.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wisata Alam Belitung

Desain G’ Café